PERTARUNGAN DUA NAGA

PERTARUNGAN DUA NAGA
Posted by MrR4m34t
Your Ads Here

PERTARUNGAN DUA NAGA

Karya : En Shabah Nur


Desa lawang sepuh sebuah desa yang tidak begitu makmur pendapatan warganya hanyalah menjual Makanan,menjual dan menjanjikan kesenangan untuk laki laki dan banyak rumah rumah warga dijadikan rumah untuk para pencari kesenangan sesaat itu. hasil bumi mereka tidak begitu melimpah karena letak desa nya yang tidak menguntungkan, Tanah mereka tidak begitu subur..

Pagi itu seorang laki laki tergopoh gopoh menuju sebuah rumah yang tidak begitu besar

"Sangweni.. Sangweni..!!" Laki laki itu berteriak menyebut nama situan rumah.. Tidak lama muncul sosok pria tinggi besar.." Ada apa duraga pagi pagi buta seperti dikejar setan.. Masuklah..!"

" Sangweni kita akan kaya raya..! Cerita penduduk soal candi yang menyimpan perhiasan dari emas ternyata benar.."

"Heh.. Kau masih mimpi,tapi sudah kemari.. Setan!"

"Aku berkata benar sangweni..

Aku tidak sengaja pergi ke hutan rimbapura..mencari babi hutan lalu aku menginap disana karena hari sudah malam,saat didalam tenda aku mendengar suara gemuruh.. Pagi nya aku lihat asal suara itu ternyata gundukan tanah dihutan itu longsor dan meninggalkan rongga, Penasaran aku coba masuk kesana aku menemukan arca candi yang terpendam dan  Ada pintu namun aku tak sanggup sendirian membuka nya.."

" Hmmm.. Apa kau tidak sedang bermimpi"

"Tidak Sangweni..

cerita turun temurun itu memang benar adanya"

"setahuku kau manusia yang jarang berbohong aku percaya padamu"

Nampak kedua orang itu berbicara serius untuk beberapa saat.

"Kita persiapkan peralatan ajak ajisaka, dan trengganu.. Ingat jangan ceritakan pengalaman mu ini pada siapapun termasuk gendakmu... Hehehe. Tapi awas jika kau bohong.. Seumur hidup kau tidak akan aku percaya.."

Tidak berapa lama..

Apakah semua peralatan sudah siap... ?Ayo kita berangkat! duraga kau didepan tau dimana lokasinya!"

Lalu mereka menelusuri jalan setapak mengarah ke hutan rimba pura yang dimana menyimpan kisah adanya dongeng penduduk desa tentang sebuah candi yang didalamnya terdapat emas dan harta berharga.Banyak orang berburu kesana namun candi yang dimaksud tak pernah ada sehingga dari masa ke masa kisah itu menjadi sebuah cerita pengantar tidur anak anak.

"Nah itu rongga yang aku maksud sangweni.. !Kita akan turun kesana..!"

"Hmmm.., Ayo lekas semua kita turun kebawah! "

Ujar sangweni.

"Ini sebuah pintu batu,tidak mudah mengangkatnya,Ayo kita angkat keatas bersama sama..!"

Kemudian keempat orang itu mulai mengambil posisi untuk mengangkat pintu batu.

"Hufff..! siji loro telu..ji ro lu Angkaaat!!!"

Sedikit demi sedikit pintu bergeser naik debu debu dan kotoran runtuh..menimpa wajah mereka.

"Angkat terus...!!" Maka terlihatlah sebuah lorong batu yang gelap dan dingin.. Di lantainya dibanjiri endapan air tanah sehingga seperti jalan air...

"Trengganu nyalakan obor...! Disini gelap sekali bahkan setan pu tidak bisa melihat"

Kakang duraga kau majulah.. Hati hati!"

"Udara disini pengap sekali.. Huh!"

" Kita akan kaya raya kakang weni, jangan mengeluh..."

Mereka terus menelusuri lorong pada candi.. Makin masuk kedalam.. Disana ada beberapa simpang jalan..

" Kakang kemana kita akan melangkah kiri kanan atau lurus... ?"

"Kita ambil arah kiri menuruni tangga, hati hati jalanya licin!"

Keempat penduduk desa itu terus masuk lebih dalam kearah kiri.." Beberapa ratus tombak.

Tiba tiba didepan mereka terpampang cahaya kuning keemasan dari tumpukan emas..

"Hahahahah kita kaya raya..! Hahahah.. Lihat itu emas semua"

"Kakang lihat ditengah pelataran itu ada peti besar aku yakin didalamnya emas dan perhiasan mewah.. Dibanding yang diluar.."

" Jangan serakah sangweni.. Diluar saja banyak kita sulit membawanya.. Apalagi ditambah dalam peti batu itu.."

"jika kalian tidak mau biar aku saja yang ambil didalam peti ."

Lalu mereka dengan gembira mengantungi emas, mereka sudah siap membawa buntalan kain untuk memasukan harta terpendam itu.. "Hahahaha.. Mimpi apa aku bisa kaya seperti ini." ujar ajisaka..

"Hei kalian bantu aku menggeser penutup peti ini..!"

Lalu mereka berempat mulai. Mendorong peti batu berukuran 2 tombak lebar sepuluh hasta..

Greeeeghh... !Brakkk! Penutup peti ter buka dan jatuh kelantai. debu beterbangan di antara cahaya empat obor yang dipancangkan ditiang candi..

Betapa terkejut mereka melihat isi peti itu.. Tulang belulang manusia berpakaian compang camping.. Terbujur didalam peti.. Belum sempat terkejut mereka hilang tiba tiba ..wuuuutttt! crasss...!! Aaaaahkk kakang..!" Sebuah jebakan tombak meluncur dari atas menukik kebawah menghujam punggung sangweni, tubuhnya terpelorot kedalam peti darah menyembur memenuhi isi dalam peti..

" Kakang weni..!! "Sangweni menghembuskan nafas terakhirnya diujung sebuah tombak tubuhnya kelojotan sesaat lalu diam.." Celaka disini banyak jebakan..! Cepat masukan semua harta.. !Lalu pergi dari sini.. Kita bawa kakang weni apapaun kondisinya.. !"

" Kau gila membawa emas ini saja beratnya minta ampun ditambah membawa mayat kakang sang weni..! Kita katakan saja jika kakang sangweni dimakan hewan buas..! "

Belum sempat mereka beranjak peti batu yang dipenuhi darah sangweni mengepulkan asap hitam dan memenuhi ruangan sehingga membutakan jarak pandang

" Kakang duraga dimana kau?aku tak bisa melihat, cahaya obor ini seolah ditelan kegelapan..!"

"Aku disini duraga..!" Ujar ajisaka..

 "Aku juga tak dapat melihat.."

Tiba tiba.. kraak!.. aaaakkh! suara tulang leher patah terdengar..

"Ajisaka.. Dimana?" Trengganu berteriak, Tidak lama crasss..! suara jeritan Trengganu.. Terdengar.."Cepat kabur duraga tempat ini tempat terkutuk..!"

Setelah asap mulai menipis tanpa pikir panjang duraga kabur seketika, Kepala nya benjut kakinya luka luka karena berlari dikegelapan Tersandung dan terbentur... Diujung ada cahaya, berarti itu pintu keluar semakin cepat dia berlari.Akhirnya dia sampai di mulut candi ,segera dia bergegas kabur... Setelah itu bayangan duraga sudah tidak terlihat lagi.

Waktu menjelang sore.. 

Dari dalam pintu candi muncul sosok laki-laki paruh baya berambut panjang awut awutan dan pakaian compang camping persis seperti perawakan tulang belulang didalam peti.. "Seratus tahun terikat maut hari ini aku bangkit.!. Darah manusia serakah itu membangkitkan ku.. Aku si Raja sihir setan merah..ki Ardalepa!"

Terlihat mata orang tersebut berwarna putih semua.. Perawakan nya mirip seperti setan..

"Ah.., Hari sudah menjelang malam dimana aku mencari penginapan.." Seorang pemuda berpakaian putih berambut gondrong celingak celinguk ketika tiba disebuah desa.

"Hmmm nampak nya desa ini cukup ramai dimalam hari.."

Tiba tiba ada seorang bapak tua lewat..

"Maaf pak tua.. Apa boleh saya bertanya..?" Tiba tiba bapak tua itu menghentikan langkahnya karena dihadang pemuda gondrong tadi.. Dengan senyum bapak tua itu berkata.

"Boleh kisanak, nampaknya kisanak baru pertama kali terlihat kesini..?"

"Iya bapak saya kemalaman dijalan.. Hari sudah malam dimana saya menemukan penginapan disini..?"

Laki laki tua itu menjawab sambil terus memperhatikan perawakan pemuda itu.

"Setiap rumah disini adalah penginapan kisanak.." Sambil bapak itu senyum senyum.

"Maksud bapak bagaimana?"pemuda ini bingung makin garuk garuk kepala..

"Hehehe nanti kau tau sendiri.., Pergilah dulu ke pusat desa disana banyak hiburan.. Desa ini cukup luas hampir sama dengan kadipaten.. Banyak juga laki laki dari desa sebelah yang menginap disini. "

Pemuda gondrong ini garuk garuk kepala.., Bingung dengan maksud jawaban bapak tua ini..

"Nampaknya kau memang tidak tau dengan desa ini.. baiklah ikutlah denganku ke rumahku.. Disana kita ngobrol.. Hari sudah malam untuk orang yang baru kesini cukup rawan keamanan mu anak muda.. "

"Ihh terimakasih bapak ,baiklah saya akan ikut.. Kebetulan aku sudah lapar sekali.." Pemuda yang tak lain adalah wiro sableng ini berlalu bersama bapak tua itu..

Dalam Perjalanan mereka mengobrol

" Siapakah nama kisanak? Kalau boleh saya tahu. "

"Ooh aku wiro pak.. Orang memanggilku wiro sableng..!"

Keheranan bapak tua ini

.

" Nama kok sableng ada ada saja kau ini nak.."

Sambil berjalan beriringan wiro bertanya

" Bapak sendiri siapa nama? "

" Namaku parmin.. Ki parmin.. Kepala desa disini.."

" Ooh..!

Maafkan saya pak saya tidak tahu.. Sambil cengengesan wiro menjura mohon maaf."

"Bapak tua ini memiliki ilmu lumayan, melihat dari caranya berjalan nampaknya bukan orang biasa.." dalam hati wiro berujar.

***

Laki laki paruh baya bermuka pucat seperti mayat dengan bibir berwarna hitam pakaian merah nya compang camping berdiri tegak... Mulut komat kamit.. Dari kepalanya mengepul asap putih saat tangan diangkat keatas..

" Wahai kalian keempat anasir kematian.. Bangkitlah..! Bangkiiit..!" Tanah disekitar laki laki itu bergetar..

"Malam ini malam kebangkitan kita.. Ayo anak anak bangkitlah..!"

Angin bertiup kencang.. Tiba tiba entah darimana datangnya tulang belulang manusia beterbangan menyusun bentuk 4 kerangka manusia.

Kini keempat kerangka itu berdiri.. Dihadapan laki laki sperti mayat hidup ini.

Tiba tiba keempat kerangka ini mengepulkan asap hitam... Tak lama terlihat sosok keempat laki laki gagah berpakaian serba merah.. Mata mereka berwarna hampir seluruhnya hitam.. Dengan serempak mereka menjura hormat.. "Salam keabadian untuk mu Ki Ardalepa.. Satria hitam penguasa kitab 1000 sihir..

"Ratusan tahun kita terikat maut hari ini kita bangkit untuk kejayaan masa lalu..!"

Kalian empat anasir kematian

Anggasana penguasa api

Anggadipa penguasa tanah

Anggalaya penguasa air

Dan

Anggahean penguasa angin

Istana kita masih terpendam didalam bumi.. Malam ini kita akan mengangkat nya kepemukaan"

Dengan merapal Mantra.. Mulut ki Ardalepa komat kamit dan tiba tiba bumi bergetar.. Angin bertiup kencang.. Tanah terasa bergerak pohon pohon tumbang, tiba tiba tanah didepan tempat rongga besar berada, terbelah perlahan muncul bangunan batu dari dalam tanah terus perlahan naik diiringi gemuruh suara getaran bumi.. Tidak berselang Lama nampaklah sebuah bangunan seperti candi yang besar.. Bangunan itu masih diselimuti lumpur.. Karena lama didalam tanah..

Anggalaya dan kau Anggadipa bersihkan istana kita..!"

Dengan mengangkat tangan, Anggadipa meliukan tangannya.. Maka sisa tanah tanah yang menutupi istana batu itu mulai runtuh memisahkan diri..

Lalu Anggalaya meliukan tangan nya maka lumpur lumpur yang mengandung air runtuh terpisah dari bangunan istana batu..

Anggahean..Anggasena berbuatlah! tunjukan kemampuan kalian..! "

Maka sekali hentak gumpalan api membakar istana itu dengan cepat, api membumbung tunggi melahap istana batu..

Hufffheaaat..!! Beberapa saat bangunan terbakar terlihat istana batu memerah panas.. Tidak berapa Lama Anggahean meniupkan angin ke bangunan itu maka angin dingin berhembus menggulung istana batu... Asap mengepul..

Beberapa saat berlalu..

Setelah selesai maka nampak lah istana batu itu berkilau seperti baru dibangun

"Hehehehe.. Bagus.. Bagus.. Kekuatan kalian masih bisa diandalkan bahkan sekarang semakin meningkat.." Dengan mata terpejam, ki Ardalepa kembali merapal Mantra kini nampak muncul kabut putih Pekat menutupi istana batu..

"Kini tak kan ada yang mampu menembus istana ini.. Istana kabut keabadian.. Dia akan tertutup oleh kabut keabadian dan tak mampu dilihat manusia biasa.."

***

Di sebuah rumah besar yang didepannya ada amben duduk dua orang laki laki..

Begitulah cerita desa kami nak wiro.. Desa ini Mata pencahariannya hanya mengandalkan hiburan saja..maka jangan heran jika nak wiro ditawari warga untuk menginap sekalian dilayani oleh para wanita.."

"Lalu keempat orang yang aku ceritakan tadi nak wiro, sudah 3 hari tidak ada kabar beritanya.. Mereka hilang. menurut saksi mereka pergi siang hari dan nampak tergesa gesa.. Ketahuilah warga kami jarang keluar dari desa ,jika keluar pun pasti pamit.. Baik dengan ku maupun keluarga mereka itu adat istiadat kami."

Sambil Mengangguk ngangguk wiro mendengar kisah kepala desa ini.. Sambil sesekali menghirup kopi yang dihidangkan bersama pisang goreng.. Seolah penawar hawa dingin malam ini. Tidak lama dari rumah tetangga sebelah kepala desa, muncul pria gemuk

" Heheheh.. Luar biasa pelayanan anakmu.. Aku tidak sungkan sungkan menambah uang untuk kalian.. Hehehehe.." Dengan muka mesum laki laki gemuk itu pamit pulang..

"Dia seorang saudagar dari kadipaten waringin sewu nak wiro.. Dia langganan tetanggaku.."

Kadipaten waringun sewu itu tak jauh dari sini.. Jika nak wiro inginke pegunungan iyang tentu melewati kadipaten itu."

Menjelang sore seorang pemuda berpakaian kuning melangkahkan kaki dengan tegap menyusuri jalan setapak, sinar keemasan sang mentari menggiring langkah pemuda itu seolah memandu langkahnya menyusuri gerbang malam hari.. sambil menikmati suasana Nampak pemuda ini bersiul siul mengusir sepi perjalanan nya..."aha,kemana tujuanku sekarang,,hei kaki kemana kaunakan bawa diriku ini..!hihihi.." pemuda ini terus meracau mengajak kakinya berbicara...sambil sesekali bersiul siul irama jaipongan.

Tapi siulan nya itu tak bertahan lama karena terdengar suara derap kaki kuda dari arah berlawanan.. Didepannya nampak mengepul debu menanadakan bahwa penunggang kuda ini memacu kudanya dengan kencang.

"heh, siapa yang memacu kuda sekencang itu? Apa penunggang nya kebelet ya..? Hihihi!" pemuda dengan raut muka konyol ini bicara sendiri sambil matanya tertuju kedepan. Nampak dua penunggang kuda muncul dihadapannya..! Kuda warna putih berlalu menghadang dari belakang dan kuda warna coklat menghadang dari depan.

" Ow..! Ow..! Ada apa ini?aha,kenapa kalian menghadang perjalanan ku? Aku tak Merasa punya hutang dengan kalian!"..

Sambil cengar cengir seperti orang bodoh pemuda berbaju kuning ini berbicara dengan penunggang kuda coklat. Betapa terkejut nya pemuda ini melihat perawakan kedua orang didepan dan belakang nya saat membuka penutup kepala nya. muka mereka seperti membusuk menyebarkan aroma tak sedap.dari luka diwajahnya nampak Merayap belatung. "apakah kau pendekar yang berjuluk pendekar jenaka?" penunggang kuda coklat bertanya! Suaranya sember serak seperti suara rebab yang digesek tak beraturan. Dengan konyol pendekar jenaka menjawab. "Ow.. Ow..! Siapa kalian tau tau mengajukan pertanyaan kepadaku.. Hihihi!

Penunggang kuda hitam melompat dan melakukan serangan tiba tiba.

Wuut! Pemuda yang dipanggil pendekar jenaka ini menghindar secara cepat. Untung gerakannya tepat kalau tidak tentu kepala nya sudah pecah. "Ow.. Ow! tunggu dulu tuan mayat hidup..Siapakah kalian ini? Tanpa angin tanpa hujan tau tau menyerang. "

Dari belakang penunggang kuda putih yang sudah turun dari kudanya menjawab." kami diutus yang mulia raja sihir setan merah untuk membawamu ke istananya. Pemuda ini mgerenyitkan kening. "raja sihir? Siapa lagi ini? apakah dia tokoh hitam atau putih? Ow.. Ow.. Celaka Lah kalian!"kedua penunggang kuda ini menyeru kembali."pendekar jenaka, ikutlah dengan kami jika kau tak ingin nyawamu melayang. "sambil matanya Melotot menambah kesan angker pada wajah penunggang kuda coklat.

" jika kau tak menuruti kami maka bersiaplah!anggasana habisi dia! ".. Hiaat! Dari belakang orang yang dipanggil anggasana melancarkan serangan sebuah pukulan lewat di depan hidung pendekar jenaka aroma busuk menyengat hidung. Dengan memasang kuda kuda, pendekar jenaka bersiap. Menyambut serangan berikutnya.. Wuuss! Dengan mendorongkan telapak tangannya semburan api keluar dari sela jarinya yang busuk.. Api itu tak padam namun seperti hidup meliuk liuk mengikuti gerakan pemuda yang dipanggil pendekar jenaka ini. Belum sempat bernafas lega tiba tiba! tanah yang di injak pemuda berbaju kuning terasa menyedot kedua kakinya membuat gerakannya Lamban karena berat. "aaah!" kalian tak main main rupanya! "Ujar si pemuda sambil melihat ujung lengan pakaiannya hangus terbakar oleh api si Anggasena. Lalu dari samping Anggadipa penguasa tanah menyerang dari arah bawah. Dengan berkelit seperti kera. Pendekar jenaka menyerang balik! Menghantam dada kanan Anggasena.tubuhnya terhuyung beberapa langkah disusul dengan pukulan maut kearah kepala Anggadipa. Dengan sigap mahluk busuk ini merunduk. "celaka!" tiba tiba tanah dikaki pendekar jenaka menyelimuti kakinya! Sesaat tubuhnya terkunci  dan merasakan kakinya seperti terhimpit oleh batu. Lalu dengan cepat Anggasena menyemburkan api kearah pendekar jenaka. "selimut halimun"! Pemuda yang dipanggil pendekar jenaka berteriak. Seketika itu pula tubuhnya berubah menjadi kabut berwarna kuning. Maka himpitan tanah tadi lepas dari kakinya dan serangan api Anggasena menghantam anggadipa.bertambah menggeram Anggadipa akibat serangan konconya tadi menghantam dirinya sendiri. Kabut halimun jelmaan  pendekarjenaka bergumpal dan menyelubungi anggasena.nampak dalam gumpalan kabut nyala dari semburan api seolah ingin keluar dari ikatan kabut.

Dukk! Suara gebukan terdengar maka mencelat lah tubuh dari dalam gumpalan kabut kuning tersebut. Tubuh mayat hidup ini berguling ditanah. Lalu dengan meliuk indah kabut tadi berubah kembali menjadi pemuda sambil mulutnya cengar cengir. "kalian sudah keterlaluan! Rasakan pedang kearifan ini!"

Set!wuuut!..sinar keemasan berkiblat anggdipa mengelak dengan menelungkup ditanah. Jurus jurus pedang yang cepat dan cantik membuat kedua penunggang kuda ini kerepotan.."dess.. Dess. Des...!" berkali kali pendekar jenaka hantamkan tendangan dan pukulan nya ke dada kedua mayat hidup utusan Raja sihir setan merah ini, tetapi kedua manusia seram ini seperti tak Merasakan apa apa. Pertarungan pertarungan jarak pendek dilancarkan oleh pendekar jenaka. Sinar kuning dari sabetan senjata Pedang Kearifan menderu laksana angin. Pemuda berbaju kuning ini berkelebat kekiri dan kanan menyerang kedua orang ini.. Dengan tenaga dalam penuh melancarkan serangan serangan yang melumpuhkan. Jika bukan manusia berilmu tinggi tentu kedua orang ini sudah melayang nyawanya terkena hantaman pukulan darinya yang memang disalurkan tenaga dalam tinggi.

"dasar kunyuk! Dengan sumpah serapah pemuda ini menyerang Anggadipa dengan jurus kera gila ngamuk dipasar. Anggadipa sejenak kerepotan melihat tubuh pendekar jenaka berlompatan diatas kepalanya kesana kemari." dess.. Bukk..! "Pukulan pemuda berbaju kuning alias pendekar jenaka menghantam perut Anggadipa.. Dengan menggeram marah Anggasana menyerang kembali pendekar jenaka.. Kini gerakannya lebih bertenaga terlihat dari angin yang ditimbulkan dari pukulan nya..

" Bocah laknat! tamat riwayat mu!" gembor Anggasana. Dengan gerakan kesamping Anggasana menyerang kearah perut pendekar jenaka tapi gerakan itu sudah diduga oleh pendekar jenaka. Dengan sedikit menekuk tubuh maka pukulan itu tidak sampai terkena perutnya.

Ada kesempatan Anggasana lengah maka kesempatan itu tak disia siakan pendekar jenaka dan Terlambat bagi Anggasana.. "Crass!" tangan kirinya terluka, darah berwarna hijau keluar dari luka yang menganga,Tetapi tidak sedikitpun Anggasana merasakan sakit. Anggadipa yang sedari tadi menelungkup ditanah mendadak melakukan gerakan memutar dan bukk! Tendangan nya berhasil memapak tangan pendekar jenaka yang memegang pedang, hampir saja senjata itu terlepas. Pertempuran jarak Dekat dan jauh berlangsung Sengit dan Belasan jurus sudah berlalu. Kini Keadaan berbalik. Pendekar jenaka sudah mulai terdesak. Serangan serangan nya seperti tak berarti ditubuh kedua orang yang mirip mayat hidup ini.kini dia harus menghindari semburan api Anggasana dengan jurus Bintang Jatuh Kebumi. Belum sempat menenangkan diri, dari dalam Tanah muncul tangan yang memegang kaki sang pendekar. Ini membuat nya sulit bergerak. Itulah kehebatan Anggadipa mampu merasuk kedalam tanah. Kesempatan itu tak disia siakan Anggasna dengan sekuat tenaga dia menyemburkan api dari mulutnya. Lalu pendekar jenaka hantamkan tangan kanan nya dengan pukulan 'Mega kuning menutup matahari.' Bumm! Api menyebar kemana mana membakar semak disekitar mereka bertarung.. Braaakk! Tubuh pemuda berbaju kuning ini tertelan bumi sepinggang.. "Anggasana cepat masukan dia kedalam cawan penyerap sukma penahan raga." Dari buntalan diatas kuda Anggasana mengambil sebuah kendi hitam berukir. Dengan sekali gerakan manusia mayat hidup ber api ini membuka tutup kendi maka tubuh pemuda yang berjuluk pendekar jenaka tersedot kedalam kendi.."jika bukan karena perintah ketua sudah dari tadi aku kubur dia didalam tanah" ujar Anggadipa. "3 tugas sudah kita selesaikan", ayo kita kembali keistana". Tegas Anggasana. Dengan sekali melompat kedua manusia yang lebih mirip mayat hidup ini naik kepunggung kuda mereka. tak lupa mereka menutupi wajah mereka dengan kerudung nya.bekum beberapa tombak mereka berjalan bersiul angin yang membawa aroma harum semerbak..wuuis!kilatan biru menyambar diatas kepala anggasana.dengan sigap ia melompat dariku da lau memutar badan melangkan tendangan kearah bayang biru yang berkelbat sangat cepat.

Kini berdiri seorang wanita berpakaian biru dengan paras wajah nan rupawan..angin meniup rambutnya yang halus dan berwarna kekuningan.

Anggadipa manusia satu ini tidak ada dalam tugas kita !membunuhnya sangat dibenarkan bukan?"

"Lepaskan pemuda itu!,kalian sedang berhadapan dengan Bidadari Angin Timur!"

(Bersambung) 

Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Newer Posts Newer Posts Older Posts Older Posts

Related Posts

Your Ads Here

Comments

Post a Comment