Jangan Percaya Cerita Horror!

Jangan Percaya Cerita Horror!
Posted by MrR4m34t
Your Ads Here


Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

JANGAN PERCAYA CERITA HORROR!
Oleh : B o w


Tengkuk Oka merinding selesai membaca cerita horror kiriman kawan satu sekolahnya itu. Sungguh suatu cerita yang menegangkan menurutnya. Mengisahkan tentang hantu yang copot kepalanya dan melayang-layang mencari mangsa...hufft.. serremm pikirnya. Oka memandang jam dinding dikamarnya.. astaga! Sudah jam satu! Wah bisa kesiangan besok kalo nggak buru-buru tidur nih, lantas saja Oka naik ke atas kasur, sebenarnya ia ingin ke belakang dulu, tapi berhubung rasa takut barusan belum menghilang, akhirnya Oka memutuskan untuk langsung tidur.

Badannya lelah, tapi otaknya belum cepat langsung berhenti berpikir.. pikirannya terhanyut pada rangkaian cerita yang tadi ia baca. Ia bertanya-tanya bagaimana nasib Alsa? Benarkah ia telah mati? Ataukah terselamatkan? Suasana makin hening, kesadarannya mulai pupus, berangsur-angsur lena ke alam mimpi... gelap... gelap... gelap....

Tiba-tiba ia merasakan dunia gelap di alam lenanya tiba-tiba berputar-putar, Oka merasakan dirinya seperti melesat ke suatu lorong yang panjang, entah berapa lama sampai ia melihat di depan sana sebuah cahaya, putih, kekuningan, memerah... bukan cahaya.. itu api! Matanya mampu melihat samar samar api itu.. makin jelas.. dari sebuah rumah besar.. matanya seakan dapat menembus rumah itu.. dan ia melihat.. oh! Suatu pemandangan mengerikan! Satu kepala dengan rambut terurai panjang tengah menggeliat terbakar, dari mulutnya mencuat gigi-gigi taring yang panjang, makhluk itu tampak menggeliat-liat tak karuan, mengeluarkan suara-suara kesakitan bercampur makian. Di depan makhluk itu tampak seorang gadis tengah menunduk memegangi kepalanya, kepalanya terkoyak mengeluarkan darah. Di saat lain makhluk yang berupa sepotong kepala itu berhenti dari gerakan tak beraturannya. Diam. Kejap kemudian sebuah peristiwa aneh terjadi, sebuah sinar kelabu melesat keluar dari potongan kepala itu, dan dengan cepat melesak masuk ke tubuh gadis yang tengah kesakitan,, terdengar suara melolong tinggi. Si gadis terpental dan jatuh terdiam. Sedang potongan kepala itu seperti kehilangan dayanya jatuh menggelinding, dan mengenai sebuah kerai di sudut ruangan, membuat api dengan cepat menyebar, membakar....

“Oka!”

Kaget Oka sampai terlonjak dari tidurnya mendengar suara memanggil yang mengejutkan barusan.

“Oka! Bangun nak, Sudah pagi!” Ah, suara ibu rupanya. Oka menggerak-gerakkan sedikit kepala yang dirasakan agak pening, lalu menyahut,”ya bu, Oka sudah bangun!” ia lantas bangun dari ranjangnya, ia rupanya baru bermimpi barusan. Huh ada-ada saja! Mungkin terbawa cerita semalam. Ia nyengir sendiri, membayangkan ketakutannya semalam. Untung gak ada yang tahu kalau ia takut, bisa malu ia.

Selesai mandi, berpakaian, dan berbenah, Oka sarapan bersama keluarganya. Spesial sarapan pagi itu, nasi goreng telur ala ibunya. Ia tersenyum, orang tuanya memang sangat perhatian dengannya, cobalah nanti di buatnya karangan tentang Perjuangan Orang Tua, pasti bagus.

Selesai sarapan Oka-pun pamit, tapi sebelum ia berangkat, ayahnya mengingatkan supaya ia nanti sepulang sekolah jangan kemana-mana, tapi langsung ke rumah.

“Aduh, gimana yah, Oka kan banyak urusan sama kawan-kawan, nanti hilang dong ketenaran Oka kalo jarang bergaul”.

“Yah kamu Ka, sok gaul bener,” ujar ayahnya,”Cuma kali ini aja, soalnya nti siang ayah perkirakan paman dan sepupumu sampai kemari dari Jakarta, rencananya sepupumu hendak berlibur sementara di sini,” lanjut ayahnya.

“Paman yang mana tu yah?”

“Sebenarnya terhitung saudara jauh, Paman Herman namanya”.

“Ya udahlah yah, nanti Oka usahakan”, jawab Oka sambil cengengesan.

--------------------------------

Siang sepulang sekolah, Oka heran di depan rumahnya terparkir Mobil Honda Jazz. Mobil siapa? Ketika ia masuk ke ruang depan, Oka baru paham, kalau tamunya ialah paman yang diceritakan ayahnya tadi pagi. Ada dua orang selain ayah dan ibunya ia lihat, seorang lelaki berusia sekitar 45 tahun, dan seorang gadis.. yang cukup cantik, mungkin sama umurnya dengannya.

Lelaki itu tersenyum melihat Oka. Ia masuk setelah melepas sepatunya, kemudian bersalaman dengan kedua tamunya. Tak lupa menebarkan senyum sopan.

“Ah, ternyata betul yang diceritakan ayahmu, kamu ini seorang pemuda yang pandai membawa diri Oka,” ucap Paman Herman. Di puji orang Oka tetap pasang kalem. Walau dalam hati ia girang.

Setelah berganti pakaian Oka-pun berniat nimbrung dengan kedua orang tuanya didepan, terutama sih penegn liat sepupunya yang manis, hi hi. Tapi ketika sampai di ruang tamu, Oka hanya melihat ayah dan pamannya, kemana sepupunya? Rupanya sepupunya itu lagi di bawa ibunya kebelakang untuk menaruh barang-barang di kamar yang di siapkan untuk menginap, kata ayahnya. Semangat Oka agak kendor, ia memutuskan untuk kembali ke kamar, tapi baru hendak beranjak bangun, Ayahnya mencegah.

“Sini dulu Oka, ngobrol-ngobrolah dulu dengan kami, lagi pula kau pasti ingin pula mendengar cerita menarik pamanmu yang barusan terputus” bujuk ayahnya. Akhirnya Oka-pun menurut.

Pamannya tersenyum melihat tingkah Oka,”Ha ha.. anak muda, biasalah, lebih suka kumpul dengan yang lebih muda”.

Kemudian setelah berdiam sesaat Paman Herman melanjutkan,”Apa kau tidak ingin tahu siapa nama sepupumu Oka?”

“Oh, iya om, tentu ingin om”

“Nama sepupumu itu Alsa...”

Deg! Tiba-tiba saja jantung Oka berdegup.”Al.. Alsa om?” tanyanya seakan ragu dengan pendengarannya.

“Ya betul, Alsa Windari lengkapnya...” sejenak Paman Herman terdiam, lalu menghembuskan nafas, seakan ada suatu beban berat sedang di rasa. Kurang lebih setengah jam selanjutnya Paman Herman menceritakan tantang putrinya. Ia mengatakan, Alsa saat ini sedang mengalami shock. Beberapa waktu yang lalu saat liburan, putrinya berlibur ke tempat bibinya di Jepang bersama dua orang sahabatnya, namun malang suatu kecelakaan terjadi. Rumah kediaman bibinya terbakar hebat, mungkin korsleting listrik penyebabnya. Tapi yang menyedihkan, akibat kebakaran tersebut bibi, keluarganya beserta dua orang sahabatnya tewas terbakar, hanya Alsa yang berhasil di selamatkan oleh Petugas Pemadam Kebakaran, itupun dengan luka parah di kepalanya.

“Sejak kepulangan dari Jepang tingkah Alsa jadi aneh, ia terus menerus bercerita tentang bibinya yang telah membunuh semuanya, tentang hantu kepala, serta hal-hal yang tak masuk akal, bahkan berulangkali ia berteriak histeris. Kami sudah berusaha membawa Alsa berobat, tapi dokter menyatakan Alsa sehat secara fisik, tapi mungkin tertekan secara mental. Karena itulah pamanmu ini mengajak Alsa kemari, tempat ini jauh dari bayangan-bayangan yang mengingatkan Alsa tentang sahabatnya yang tewas dalam tragedi tersebut. Dan paman berharap suasana di sini bisa memberikan ketenangan, sehingga Alsa tidak dihantui rasa bersalah atas meninggalnya bibi dan sahabatnya”.

Paman Herman menghela nafas setelah selesai menceritakan kisahnya. Sedang Oka? Ia tampak tertegun, tenggorakannya terasa kering, satu bayangan seram berkelabat. Tengkuknya meremang.

“Oka.. “ tegur ayahnya ketika melihat Oka terdiam seakan lupa bernafas, “hei Oka!” panggil ayahnya lagi sambil menggoyang bahunya. Oka mengerjap, kesadarannya pulih.

“Kenapa kau bengong begitu Ka, apa karena cerita pamanmu?” tanya ayahnya.

“Eh, tidak.. tidak yah”

“Wajahmu sampai pucat begitu?”

Oka tersipu,”Ah tidak yah, ini karena perut laper, belum makan siang”

Ayah Oka tepuk jidatnya,”Astaga, betul juga! Untung kau ingatkan, kita terlalu asyik mendengar cerita pamanmu sampai lupa menjamu tamu, ayo mas Herman, mari mari kita makan..”

Selama makan siang bersama, berulangkali Oka coba memperhatikan Alsa. Gadis itu terlihat normal, dan tampak berulangkali terlihat pasang tampang ramah. Akhirnya Oka menyimpulkan, dialah yang bodoh, mengaitkan cerita horror dan mimpinya dengan kejadian nyata. Pikiran itu membuat Oka kembali merasa tenang.

Malamnya, selesai mengerjakan tugas rumah, Oka keluar kamar. Niatnya hendak nonton TV, suasana sudah sepi, mungkin ayah dan ibunya sudah masuk kamar untuk beristirahat, sedang Paman Herman sore tadi pamit kembali ke Jakarta, karena besok harus masuk kantor.

Di ruang TV, Oka melihat Alsa sedang duduk asyik menikmati acara yang di putar. Rupanya ia tau Oka datang, Alsa berbalik dan tersenyum pada Oka.

“Hai Oka,” sapanya,”belum tidur juga rupanya?” Oka garuk kepalanya yang tidak gatal karena kikuk.

“Iya belum ngantuk,” lalu Oka ikut duduk di sofa di depan Televisi. Suasana hening cukup lama, Alsa sepertinya menikmati acara yang di tayangkan, sehingga lupa di situ ada Oka. Oka sendiripun bingung memulai percakapan, akhirnya setelah beberapa lama Oka berucap,”Aku ikut prihatin”.

Alsa menoleh,”Atas apa Oka?”

“Maksudku kesedihan, yang kamu alami.. ayahmu sudah menceritakan semuanya Alsa”

Alsa kembali tersenyum,”Trimakasih atas simpatimu Oka, tapi aku baik-baik saja, aku merasa sehat sekarang”

“Syukurlah kalau begitu.. kurasa memang sukar merasakan pedih kehilangan..”

“Mungkin... tapi di sebalik semua itu, bila ada yang pergi ada juga yang akan datang, dan bila kita kehilangan sebenarnya ada juga hal lain yang kita dapatkan”.

“Maksudmu?” tanya Oka agak tergelitik dengan pernyataan Alsa yang membingungkan.

“Maksudku, walau aku kehilangan bibi dan sahabatku, aku mendapatkan sesuatu yang lain..”

“Sesuatu yang lain seperti apa?” tanya Oka penasaran.

“Aku bisa melakukan yang sebelumnya tidak bisa kulakukan.... seperti.. ini misalnya.. lihatlah...”


Mata Oka tajam mengawasi ketika Alsa kembali keposisi duduknya, perasaan tidak nyaman sontak menyelimuti Oka, tapi entah mengapa tubuhnya terasa lemas tak mampu digerakkan.. Alsa kembali memutar kepala ke arahnya, mulutnya tersenyum aneh.. jantung Oka terasa berhenti berdetak, saat kepala Alsa terus begerak ke kiri.. seperti tidak menyatu dengan badannya.. kepala Alsa terus berputar kebelakang.. terus begerak berputar.. dan kembali ke posisinya semula....

--------------------------



Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Newer Posts Newer Posts Older Posts Older Posts

Related Posts

Your Ads Here

Comments

Post a Comment