Misteri Nomor yang Hilang

Misteri Nomor yang Hilang
Posted by MrR4m34t
Your Ads Here


DOWNLOAD KUMPULAN CERITA
---------------------------------
Karya: Bow
---------------------------------


Andra sedang sibuk memperbaiki sebuah Televisi saat dari luar terdengar suara adiknya memanggil, “Bang! Bang Andra!” Ditaruhnya solder ditangannya, dan ia menuju pintu kamar, didepan kamar berdiri Si Fajar adiknya. “Ada apa Jar?” tanyanya. “Bang, apa handphone abang yang hilang sudah ditemukan?” Fajar balik bertanya.

Kening Andra berkerut. Memang lebih dari seminggu yang lalu dia kehilangan satu-satunya handphone yang dia punya, dicuri orang, tapi sampai hari ini belum juga ada kabar keberadaan handphone itu. Andra mengggelengkan kepala, “Belum, memang kenapa?

Kini giliran Fajar yang kelihatan bingung, “Lho? Tadi barusan ada yang misscall ke hapeku bang, dan itu nomor abang,” jawab Fajar.

Lho? Kok aneh? Pikir Andra, “Yang bener Jar? Coba sini kulihat nomor dihapemu itu,” pintanya.

Fajar mengambil hape dari saku celananya, dan diserahkan pada kakaknya. Andra segera mengecek nomor yang melakukan panggilan dihape adiknya, dan makin heran ia ketika melihat nomor itu memang nomornya di hape yang hilang. Jangan-jangan yang barusan misscall adalah si pelaku pencurian! Setelah yakin nomor itu memang miliknya, ia lantas berujar, “Memang betul ini nomorku Jar, ya udah coba kita telpon balik, hapemu ada pulsanyakan?” tanyanya, Fajar membalas dengan anggukan.

Andra berjalan keruang depan, duduk di sofa ruang tamu, kemudian ia buka lagi hape Fajar, dan melakukan panggilan. Nada di seberang menunjukkan nomor yang dipanggil aktif, tapi ditunggu beberapa lama tak diangkat, diulanginya beberapa kali, tetap tak diangkat. Andra memandang adiknya yang duduk didepannya.

“Aktif Jar, tapi tak diangkat,“ ucapnya.

“Coba di sms dulu aja bang, disangkanya mungkin telepon nyasar maka itu tak diangkat,” usul adiknya.

Andrapun menuruti saran adiknya, segera ia menulis sms, isinya; ia menyampaikan kalau nomor yang dimiliki si pemegang hape adalah nomornya yang lama, ia ingin menanyakan  darimana sipemegang hape mendapatkan nomor tersebut, dikirimnya sms itu. Agak lama sampai ia mendapat balasan sms, isinya; sipemegang nomor mendapat nomor tersebut dari rekan dekatnya, dan dia minta maaf karena tak sengaja melakukan panggilan barusan.

Teman dekatnya? Jadi si pemegang nomornya sekarang bukan si pencuri hape. Ada satu kekhawatiran melintas dibenaknya, sesuatu yang berkaitan dengan si pencuri hape, ia mengirim sms lagi, isinya; saya ingin menelepon, tolong diangkat.

Tanpa menunggu balasan, ia kemudian melakukan panggilan lagi kenomor tersebut. “Assalamualaikum,” satu salam seorang perempuan terdengar dari nomor diseberang.

“Waalaikumsalam,” jawab Andra.

“Iya, ada apa mas?” tanya si perempuan.

Andrapun memperkenalkan diri dan menanyakan nama si perempuan. Perempuan itu bernama Riska, tinggal satu kota dengan Andra, dengan sopan Andra meminta Riska untuk memperkenankannya berkunjung ke rumah, ada hal penting berkaitan dengan nomor yang sekarang dimiliki oleh Riska ingin ia bicarakan, “Boleh mas,” jawab Riska, “Kapan mau maen?” tanyanya ganti. Andrapun menjawab, “Insyaallah nanti malem mbak.”

Malamnya selepas Isya’ Andra berangkat ke rumah Riska. Alamat lengkapnya sudah dia tanyakan pada gadis itu, maka tak kesulitan Andra menemukan rumahnya. Begitu sampai didepan rumah si gadis ia mengetuk pintu dan memberi salam, dari dalam terdengar jawaban salam. Ketika pintu rumah dibuka, tampak seorang gadis, memakai piyama dan berambut sebahu. Andra tersenyum, “Saya Andra mbak, apakah saya bisa ketemu dengan mbak Riska?” ucapnya. “Oh, mas Andra, Riska saya sendiri mas, silahkan masuk,” jawabnya dan mempersilahkan Andra masuk kedalam.

Diruang tamu Andra segera mengambil duduk di kursi sofa, sementara Riska masuk kedalam. Tak lama dari dalam keluar seseorang, bukan Riska, seorang lelaki dewasa, mungkin usianya sekitar 40-an tahun. Lelaki itu menyalami Andra dan Badrun, “Saya Ramdhan, ayah Riska,” ujar lelaki itu. Andra mengangguk. Lelaki itu kemudian kembali bicara, “Riska sudah menceritakan tentang nak Andra dan berkaitan dengan nomor hape yang dia punya sekarang, agar tidak timbul kesalah pahaman boleh saya menemani kalian berbincang-bincang ya nak Andra?”

Andra kembali mengangguk, “Iya Pak, boleh-boleh, memang saya juga tak ingin nanti timbul kesalah pahaman, “ jawab Andra.

Riska keluar dari dalam, ditangannya ada nampan berisi minuman hangat, ditaruhnya pelan-pelan diatas meja, “Silahkan mas Andra,” katanya ramah.

“Jadi merepotkan ini mbak, terimakasih,” balas Andra.

Untuk menghormati tuan rumah Andra menyeruput minuman yang disuguhkan Riska, lantas Andra memulai percakapan, “Sebelumnya saya minta maaf kalau seandainya ucapan saya ada yang kurang berkenan Pak Ramdhan dan mbak Riska,” ucapnya. Ayah Riska tersenyum, “Tak perlu sungkan nak, silahkan, kami siap mendengar.”

Andrapun menceritakan perihal hapenya yang hilang dicuri orang lebih dari seminggu yang lalu dari rumahnya, dan menanyakan dari mana rekan dekat Riska itu mendapat nomornya sekarang, siapa tahu ia bisa melacak siapa yang telah mengambil hapenya itu. Cukup panjang lebar Andra bercerita, dipilihnya kata-kata yang baik agar tidak menyinggung perasaan tuan rumah.

“Demikianlah Pak yang bisa saya jelaskan berkaitan dengan nomor yang sekarang dimiliki mbak Riska,” katanya mengakhiri cerita.

Mendengar ceritanya Pak Ramdhan menarik-narik jenggotnya yang hanya beberapa helai, sedang Riska tertunduk, terdengar suara lirih isaknya. Pak Ramdhan membelai rambut anaknya, “Sudah-sudah, ayo sampaikan saja darimana nomor itu kamu dapatkan nak,” pintanya.

Riska mengangkat kepalanya, matanya tampak berair, segera ia seka dengan tisu, lama ia terdiam, “Aku dapatkan nomor itu dari hape milik Rio, hapenye sendiri sudah rusak...” akhirnya ia membuka suara. "Ku ambil nomornya, maksudku sebagai kenanganku tentangnya..." lanjut Riska.

Andra memandangi wajah Riska, “Rio? Maaf mbak siapa Rio ini, maksud saya, bagaimana saya bisa menghubungi Rio ini?”

Ayahnya yang menjawab, “Rio sudah meninggal nak, baru beberapa hari yang lalu...”

Betapa kaget Andra mendengarnya, “Meninggal!? Karena apa Pak? Apakah sakit?” tanyanya lagi.

Pak Ramdhan menggeleng, “Bukan, ia meninggal kecelakaan, motornya tertabrak mobil, sesampai dirumah sakit, nyawanya tak tertolong.”

“Ohh..” Cuma itu yang keluar dari mulut Andra, pantas Riska menangis, mungkin hubungan mereka lebih dari sekedar teman dekat, kini tak ada lagi yang bisa dilakukannya. Tak ingin berlama-lama lagi dirumah Pak Ramdhan, Andra hanya menyampaikan bolehkah ia meminta nomornya kembali, dengan alasan banyak nomor rekan-rekan dan saudaranya yang tersimpan di simcard itu. Syukur Riska mau menyerahkan. Andrapun pamit.

Dalam perjalanan pulang ingatan Andra kembali pada hari saat handphone itu hilang, ‘Ia terbangun waktu subuh kala itu, selesai sholat, ia kembali ke kamar, baru sadar ia hape yang biasanya ditaruhnya dimeja tak ada, memang ketika tidur pintu kamarnya tak pernah dikunci, telah dicari di seluruh kamar dan rumah tak ada, begitu juga orang tua dan adiknya tak ada yang tahu. Hapenya telah dicuri! Setelah diperiksa lagi baru ia temukan titik jawaban, atap di kamar mandi telah dibobol orang, rupanya ada yang naik kegenteng lewat belakang rumah dari sore, mematahkan kayu reng agar bisa masuk, dan mendekam di atas semalaman, dan saat semua penghuni rumah tidur si pencuri turun, masuk ke rumah dan mengambil hapenya.’

Semua itu memang telah diceritakan olehnya pada Riska dan ayahnya, tapi ada yang tidak diceritakannya tadi, yang tidak ia ceritakan adalah, ‘Begitu ia tahu bahwa hapenya dicuri orang maka murkalah Andra, ia selamanya seorang yang tidak pernah menyakiti dan merugikan orang lain, apalagi mengambil apa yang menjadi milik orang lain, kini ada orang yang telah berbuat jahat padanya! Benar-benar tak terima ia! Begitu murkanya, maka lantas ia berdo’a saat itu, dalam salah satu do’a yang diamalkannya.’  Selesai berdo’a, tiba-tiba terdengar suara gaib mengiang ditelinga; “Kalau seminggu tidak dipulangkan, Celaka!” Bergidik Andra mengingat bisikan itu.

Apakah teman dekat Riska yang mencuri hape itu? Ia hanya mampu menduga.

---------------------------------

DOWNLOAD KUMPULAN CERITA

Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Newer Posts Newer Posts Older Posts Older Posts

Related Posts

Your Ads Here

Comments

Post a Comment