Makalah Penginderaan Jauh
Sistem Fotografik Penginderaan Jauh
Disusun Oleh
Pebri Willianto 19030066
Alvin Ahmad Saputra 19030044
Mutiara Afriani 19030041
Welsy Rahayu 19030061
Yeni Siswita 19030038
Devira Hafiza 19030054
Widya Enda Putri 19030059
Novitriani
Dosen Pembimbing
Afrital Rezki M.Si
Program Studi Pendidikan Geografi
Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI
Sumatera Barat
2019/2020
Kata Pengantar
Bissmillah Hirrahmah Nirrahim
Assalammualaikum Warrah Matullah Hiwabarakatu
Puji syukur kami ucapkan kepada ALLAH SWT, Tuhan sekalian semesta alam. Karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.Shalawat bersandingankan salam hendaknya kita limpahkan kepada Nabi besar kita yakni-Nya Nabi Muhammad SAW.
Kami dari penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam proses pembuatan makalah sederhana kami ini. Yakni nya Makalah Sistem Fotografik Penginderaan Jauh, dibawah bimbingan Bapak Afrital Rezki M.Si
Kami mengetahui dan menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini sangat banyak sekali kekurangannya serta kelemahannya. Dan oleh karena itu kami sebagai penulis akan sangat senang jika pembaca sekalian mau memberikan saran yang membangun guna kemajuan makalah yang berikutnya. Dan kami sangat mengharapkan semoga makalah yang kami buat ini dapat menambah pemahaman serta wawasan pembaca mengenai “Sistem Fotografik Penginderaan jauh”.
Padang, 1 April 2020
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………………… i
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………………………. i
1.3. Tujuan ……………………………………………………………………………… i
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Pengertian Penginderaan Jauh ……………………………………………….. 1
1.2. Sistem Fotografik Penginderaan Jauh ………………………………………. 8
1.3. Spektrum Elekromagnetik …………………………………………………… 9
1.4. Jenis Foto Udara
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan …………………………………………………………………. 14
1.2. Saran ………………………………………………………………………… 14
Daftar Pustaka………………………………………………………………………… 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penginderaaan jauh sistem fotografik lebih dikenal dengan interpretasi foto udara. Fotografik lahir pada tahun 1839, istilah penginderaan jauh baru kita kenal sejak tahun 1962. Pada tahun 1840 para ahli mengajurkan fotografik untuk survey Topografi.
Foto udara yang pertama dikenal pada tahun 1858 oleh seorang juru potret dari Paris. Pengindraan jauh sistem fotografik mudah dimengerti karena sistem ini adalah paling pertama dikembangkan,paling lama pengembangannya, dan paling banyak dikenal oleh para penggunanya.
Dari uraian diatas penulis mengajak para pembaca untuk mengetahui lebih dalam tentang Pengindraan Jauh Sistem Fotografik
1.2. Rumusan Masalah
• Apa Yang Dimaksud Dengan Penginderaan jauh
• Apa saja Sistem Fotografik Penginderaan Jauh
• Apa Yang Dimaksud Dengan Spektrum Elekromagnetik
• Apa Sajakah Jenis Foto Udara
1.3 Tujuan Penulisan
• Untuk Mengetahui Penginderaan Jauh
• Untuk Mengetahui Sistem Fotografik Penginderaan Jauh
• Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Spektrum Elekromagnetik
• Untuk Mengetahui Apa Saja Jenis Foto Udara
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Penginderaan Jauh
Pengindraan jauh (kadang dieja penginderaan jauh atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari pengindraan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Indraja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Prancis télédétection, bahasa Jerman Fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya. Pada masa modern, istilah pengindraan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan pengindraan lainnya seperti pengindraan medis atau fotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari pengindraan jauh (faktanya merupakan pengindraan jauh yang intensif), istilah "pengindraan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.
Selain dari pengertian di atas para ahli penginderaan jauh juga memberikan pendapat mereka mengenai pengertian dari penginderaan jauh itu sendiri, diantaranya :
• Avery
Pengindraan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian.
• Campbell
Pengindraan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh.
• Colwell
Pengindraaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindra.
• Curran
Pengindraan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.
• Lillesand dan Kiefer
Pengindraan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, wilayah, atau gejala yang dikaji.
• Lindgren
Pengindraan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
• Welson Dan Bufon
Pengindraan jauh adalah sebagai suatu ilmu, seni dan teknik untuk memperoleh objek, area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek, area dan gejala tersebut
Jadi Penginderaan jauh adalah pengukuran suatu objek maupun fenomena dengan menggunakan alat bantu tanpa melakukan kontak dengan objek tersebut.
B.Sistem Penginderaan Jauh Fotografik
Sistem Penginderaan jauh fotografik yaitu sistem penginderaan jauh yang di dalam merekam obyek menggunakan kamera sebagai sensor, menggunakan film sebagai detektor, serta memanfaatkan tenaga elektromagnetik. Perekaman obyek atau pemotretan dapat dilakukan dari udara maupun dari antariksa. Hasil rekamannya setelah diproses menjadi foto udara atau foto satelit. Penginderaan jauh fotografik pada umumnya menggunakan tenaga alamiah. Matahari merupakan sumber tenaga yang utama, sedangkan sinar bulan dan sinar buatan bisa digunakan pada waktu malam hari.Obyek yang digambarkan pada foto udara terbatas pada obyek yang tampak, yaitu obyek di permukaan bumi yang tidak terlindung oleh obyek lainnya. Obyek di bawah permukaan tanah yang tertutup oleh vegetasi tidak dapat tergambar pada foto udara. Meskipun demikian, ada obyek tak tampak tetapi dapat ditafsirkan berdasarkan obyek yang tampak. Sebagai contoh, jenis batuan yang dapat ditafsirkan berdasarkan topografi, pola aliran, dan vegetasi penutupnya.
Unsur Pokok Pembentuk Sistem Penginderaan Jauh Fotografik
1. Tenaga
Tenaga mencerminkan kapasitas kerja fisik. Kerja fisik dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan menggerakkan obyek dengan menggunakan daya, dengan memanasi obyek, atau dengan menimbulkan perubahan keadaan suatu benda. Tenaga radiasi ialah tenaga yang dikandung oleh radiasi elektromagnetik sehingga menyebabkan detektor berubah secara fisik, baik detektor yang berupa film maupun detektor lainnya.
Penginderaan jauh sistem fotografik pada umunya menggunakan tenaga alamiah, yaitu matahari sebagai sumber tenaga yang utama. Tenaga yang digunakn memilki panjang gelombang 0,3fo mo m hingga 0,9 fo mo m. Disamping sinar matahari, dapat pula digunakan sinar bulan maupun sinar buatan apabila pemotretannya dilakukan pada malam hari.
Didalam perkembangannya kemudian, orang dapat melakukan pemotreten dengan menggunakan tenaga diluar spektrum tampak, yaitu spektrum infra merah hingga panjang gelombang 0,9 m dan spektrum ultraviolet dekat hingga panjang gelombang 0,3 m. Disamping itu juga dapat dilakukan pemotretam dengan menggunakan gabungan antara spektrum tersebut maupun dengan rinciannya.
2. Obyek
Obyek yang dapat dibedakan dalam foto udara terbatas pada obyek yang tampak, yaitu obyek di permukaan bumi yang tidak terlindung oleh obyek lainnya. Obyek dibawah permukaan tanah dan obyek dipermukaan tanah yang tetutup oleh vegetasi tidak dapat tergambar pada foto udara. meskipun demikian, ada obyek tak tampak tetapi dapat ditafsirkan berdasarkan obyek yang tampak. sebagai contoh, jenis batuan dapat ditafsirkan berdasarkan fotografi, pola aliran, dan vegetasi penutupnya.
Ada lima bentuk interaksi antara obyek dan tenaga, yaitu transmisi, serapan, pantulan, hamburan, dan pancaran.
Didalam bentuk transmisi, tenaga menembus obyek dengan mengalami perubahan kecepatan sesuai dengan indeks pembiasan antara dua obyek yang bersangkutan. Tenaga didalam bentuk panas maupun sinar dapat diserap oleh benda atau obyek. Tenaga pantulan yaitu tenaga yang dipantulkan oleh benda dengan sudut datang sebesar sudut pantulnya tanpa mengalami perubahan kecepatan. Hamburan yaitu pantulan secara acak. Tenaga pancaran berupa tenaga serapan yang kemudian dipancarkan oleh benda atau obyek penyerapnya.
3. Sensor
Sensor penginderaan jauh fotografi berupa kamera. Bila kamera difokuskan ke jarak tak terhingga, maka jarak dari lensa ke film disebut panjang fokus. Daerah atau bidang tempat film pada saat pemotratan disebut bidang fokal. Sutter ialah alat untuk menutup lensa setelah pemotretan yang diletakkan di belakang desa, tetapi kadang-kadang jjuga pada bidang fokal didepan film.
Ada lima jenis kamera yang digunakan didalam peginderaan jauh fotografi, yaitu kamera kerangka untuk pemetaan, kamera kerangka untuk keperluan tinjau, kamera panoramik, kamera strip, dan kamera multi spektral.
Kamera kerangka (frame kerangka) yaitu kamera yang perekamannya untuk tiap lembar foto dilakukan secara serentak, bukan bagian demi bagian. Kamera kerangka disebut juga kamera metrik atau kamera kartografik. Kamera kerangka untuk keperluan tinjau dirancang untuk menyajikan gambaran obyek dengan resolusi spasial yang tinggi. Kamera panoramik termasuk kamera tinjau yang dirancang untuk memperoleh foto dengan resolusi spasial yang tinggi. Sedangkan kamera strip bekerja tanpa penutup lensa atau shutter. Kamera multi spektral berupa beberapa kamera yang diarahkan ke satu titik fokus (multi kamera) atau satu kamera dengan beberapa lensa (kamera multi lensa).
Lensa berfungsi untuk memasukkan sinar dan memfokuskannya. Selain lensa, film dan filter sangat besar pengaruhnya terhadap gambaran objek pada foto udara.
4. Keluaran (Output)
Keluaran sistem penginderaan jauh fotografik berupa foto udara dan foto satelit. Foto udara pada umumnya dibuat dengan menggunakan pesawat terbang sebagai wahananya. Meskipun demikian, terkadang foto udara dilakukan dengan menggunakan balon udara, karena balon dapat mencapai ketinggian hingga 35 km, lebih tinggi dari ketinggian pesawat terbang pada umumnya. Foto udara merupakan penyaji data yang potensial. Sedangkan foto satelit sesuai dengan namanya, foto satelit dibuat dengan menggunakan satelit sebagai wahananya..
C. Spektrum Elektronik
Spektrum elektromagnetik adalah rentang semua radiasi elektromagnetik yang mungkin. Spektrum elektromagnetik dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per foton. Spektrum ini secara langsung berkaitan (lihat juga tabel dan awalan SI):
• Panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi, hasilnya kecepatan cahaya: 300 Mm/s, yaitu 300 MmHz
• Energi dari foton adalah 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1μeV/GHz
• Panjang gelombang dikalikan dengan energi per foton adalah 1.24 μeVm
Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang terentang dari sinar gamma gelombang, pendek berenergi tinggi,sampai pada gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang gelombang sangat panjang. Pembagian ini sebenarnya tidak begitu tegas dan tumbuh dari penggunaan praktis yang secara historis berasal dari berbagai macam metode deteksi. Biasanya dalam mendeskripsikan energi spektrum elektromagnetik dinyatakan dalam elektronvolt untuk foton berenergi tinggi (di atas 100 eV), dalam panjang gelombang untuk energi menengah, dan dalam frekuensi untuk energi rendah (λ ≥ 0,5 mm). Istilah "spektrum optik" juga masih digunakan secara luas dalam merujuk spektrum elektromagnetik, walaupun sebenarnya hanya mencakup sebagian rentang panjang gelombang saja (320 - 700 nm).
D. Jenis Foto Udara
Foto dapat dibedakan atas citra foto (photographyc image) atau citra udara dan citra nonfoto (nonphotograpyc image).
a. Citra Foto
Citra foto adalah gambar yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera. Citra foto dapat dibedakan atas beberapa dasar pertimbangan, yaitu sebagai berikut.
1. Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut.
• Foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikro meter. Cirinya tidak banyak informasi yang dapat diperoleh, tetapi untuk beberapa objek dari citra ini mudah pengenalannya karena daya kontrasnya yang besar. Foto ini sangat baik untuk men deteksi beberapa fenomena, seperti tumpahan minyak di air laut, membedakan atap logam yang tidak dicat, dan jaringan jalan aspal.
• Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat menggunakan spektrum tampak, mulai warna biru hingga sebagian hijau (0,4–0,56 mikrometer). Objek akan tampak lebih jelas sehingga citra ini berguna untuk studi pantai mengingat filmnya peka terhadap objek di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter.
• Foto pankromatik, yaitu foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai warna merah hingga ungu. Daya peka film hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Foto ini sesuai untuk mendeteksi fenomena pencemaran air, banjir, dan penyebaran potensi air tanah.
• Foto inframerah asli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat (0,9–1,2 mikrometer) yang dibuat secara khusus. Karak teristik citra ini adalah dapat mencapai bagian dalam daun sehingga rona pada citra inframerah tidak ditentukan warna daun tetapi oleh sifat jaringannya. Foto ini sesuai untuk mendeteksi ber bagai jenis tanaman dengan segala macam kondisinya.
• Foto inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan infra merah dekat dan sebagian spektrum tampak pada warna merah dan sebagian warna hijau. Dalam foto ini, objek tidak segelap dengan menggunakan film inframerah sebenarnya sehingga dapat dibedakan dengan air. Foto ini cocok untuk survei vegetasi karena daun hijau tergambar dengan kontras.
2. Sumbu Kamera
Sumbu kamera dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu sebagai berikut.
• Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.
• Foto condong atau foto miring (oblique photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 100 atau lebih besar. Namun, jika sudut kemiringannya masih berkisar antara 1–40, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai citra tegak. Citra condong dapat dibedakan lagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut. (1) Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu jika cakra wala tidak tergambar pada citra. (2) Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu jika pada foto tampak cakrawalanya.
3. Sudut Liputan Kamera
Berdasarkan sudut liputan kameranya, citra foto dibedakan atas empat jenis, yaitu :
• Sudut kecil (Narrow Angle),
• Sudut normal (Normal Angle),
• Sudut Lebar (Wide Angle), dan
• Sudut sangat Lebar (Super Wide Angle).
Berdasarkan jenis kamera yang digunakannya, citra udara dapat di beda kan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar citra.
b) Foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama. Proses pembuatannya dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut.
i) Multi kamera atau beberapa kamera yang masing-masing diarahkan ke satu sasaran
ii) Kamera multi lensa atau satu kamera dengan beberapa lensa.
iii) Kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna.
Foto jamak masih dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
Foto multispektral, yaitu beberapa citra untuk daerah yang sama dengan beberapa kamera, atau satu kamera dengan beberapa lensa, setiap lensa menggunakan saluran (band) yang berbeda, yaitu biru, hijau, merah, serta infra merah pantulan.
Foto dengan kamera ganda, yaitu pemotretan di suatu daerah dengan menggunakan beberapa kamera dengan jenis film yang berbeda. Misalnya, pankromatik dan infra merah.
4. Warna yang Digunakan
Berdasarkan warna yang digunakannya, citra udara dapat dibeda kan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
Foto berwarna semu (false colour) atau foto infra merah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna objek tidak sama dengan warna citra. Misalnya, vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah, tampak merah pada foto.
Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna.
5. Sistem Wahana
Berdasarkan jenis wahana atau media yang digunakannya, citra udara dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
Foto udara, yaitu foto yang dibuat dengan cara menggunakan media pesawat atau balon udara.
Foto satelit atau foto orbital, yaitu citra yang dibuat dengan meng gunakan media atau wahana satelit.
b. Citra Nonfoto
Citra nonfoto merupakan gambaran objek yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra nonfoto dibedakan atas spektrum elektromagnetik yang digunakan, sensor yang digunakan, dan berdasarkan wahana yang digunakan.
1. Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam proses penginderaan jauh, citra nonfoto dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
Citra inframerah termal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum inframerah termal. Penginderaan pada spektrum ini didasarkan atas perbedaan suhu objek dan daya pancarnya pada suatu citra yang tercermin dari perbedaan rona atau warnanya.
Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif, yaitu dengan sumber di luar tenaga matahari (buatan). Adapun citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif, yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah (matahari).
2. Sensor yang Digunakan
Berdasarkan sensor yang digunakannya, citra nonfoto dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal yang salurannya lebar.
Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi salurannya sempit. Citra multispektral masih dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut. (1) Citra RBV (Return Beam Vidicon), yaitu citra yang menggunakan sensor kamera dan hasilnya tidak dalam bentuk citra karena detektornya bukan film dan prosesnya noncitragrafik. (2) Citra MSS (Multi Spektral Scanner), yaitu citra yang menggunakan sensornya dapat berupa spektrum tampak maupun spektrum inframerah termal.
3. Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakannya, citra nonfoto dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a) Citra Dirgantara (Airbone Image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). Contoh citra inframerah termal, citra radar, dan citra MSS. Citra dirgantara ini jarang digunakan.
b) Citra Satelit (Satellite Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi berdasarkan penggunaannya, yaitu sebagai berikut.
• Citra satelit untuk penginderaan planet. Misalnya, citra satelit Viking (Amerika Serikat) dan Citra Satelit Venera (Rusia).
• Citra Satelit untuk penginderaan cuaca. Misalnya, NOAA (Amerika Serikat), dan Citra Meteor (Rusia).
• Citra Satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Misalnya, Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia), dan Citra SPOT (Prancis).
• Citra Satelit untuk penginderaan laut. Misalnya, Citra Seasat (AS) dan Citra MOS (Jepang).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1) Penginderaan jauh fotografik adalah sistem pengideraan jauh yang didalam merekam obyek menggunakan kamera sebagai sensor, menggunakan film sebagai detektor, dan menggunakan tenaga elektromagnetik yang berupa spektrum tampak.
2) 4 unsur pokok pembentuk sistem penginderaan jauh fotografik adalah tenaga, obyek, sensor dan keluaran (output).
3) Jenis-jenis foto udara yaitu foto ultraviolet, foto ortokromatik, foto pankromatik hitam-putih, foto pankromatik berwarna, fotoinframerah hitam-putih, foto multispektral, foto strip, foto panoramik dan fotosatelit.
Saran
Penginderaan jauh adalah suatu teknik dalam memudahkan manusia dalam merekam objek menggunakan kamera. Penginderaan jauh ini sangat membantu serta memudahkan manusia dalam kerja nya. Jadi oleh karena itu pelajaran penginderaan jauh ini harus lah kita ikuti serta agar kita dapat mengetahui penginderaan jauh ini. Jadi ikuti lah mata kuliah ini dengan baik.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengindraan_jauh
Kiefer, Ralph W dan Lillesend, Thomas M. 1990. PENGINDERAAN JAUH DAN INTERPRESTASI CITRA. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Sutanto. 1987. PENGIDERAAN JAUH JILID 2. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
https://ariefcasanova.wordpress.com/2017/03/05/pengindraan-jauh-fotografik/
https://berbagaiinformasiberguna.blogspot.com/2018/06/sistem-penginderaan-jauh-fotografik-dan.html
Makalah Penginderaan Jauh Sistem Fotografik Penginderaan Jauh
15 min read