Pelajaran Buat Si Monyet yang Usil

Pelajaran Buat Si Monyet yang Usil
Posted by MrR4m34t
Your Ads Here


OLEH : BOW


Disebuah hutan, musim kemarau panjang tengah melanda, banyak sumber air yang mengering, pepohonanpun banyak yang mati kepanasan. Hewan penghuni hutan kebingungan mencari tempat minum, akibatnya banyak pula hewan yang mati kehausan dan kepanasan.

Agak di tengah hutan, ada sebuah sungai besar, di musim hujan, air di sungai itu melimpah ruah, tapi di musim kemarau panjang ini, sungai itupun mengering, hanya tersisa sedikit genangan air bercampur lumpur. Kendati demikian, sungai itu masih diandalkan hewan-hewan untuk minum, bahkan menjadi tempat utama untuk mencari minum, karena di tempat lain, air telah mengering.

Hewan air yang masih bertahan hidup di sungai tersebut adalah kawanan buaya dan beberapa ekor kuda nil, itupun mereka harus membiarkan sebagian tubuhnya tersengat panas, karena saking keringnya air sungai.

Hari itu, panas mentari tetap menyengat, sekelompok hewan memilih untuk mencari perlindungan di bawah pepohonan, dan sebagian lain tampak mondar-mandir mencari makan. Seekor harimau belang mengendap-endap dari balik semak, matanya awas memandangi seekor anak rusa yang tengah asyik merumput, tanpa sadar ada bahaya yang mengancam. Harimau itu terus mendekati mangsanya dengan perlahan, seakan khawatir mangsanya akan lolos, saat di rasa jarak sudah dekat, tanpa peringatan harimau itu langsung menerkam…

Haumm!

Gerengan harimau menyadarkan anak rusa akan bahaya, ia berbalik, tapi terlambat, harimau lebih cepat menerkam, tak ada teriakan karena sang harimau langsung menggigit leher rusa dengan buas, kemudian harimaupun menyantap buruannya dengan tenang. Di belakang raja hutan, beberapa ekor srigala mendekat, rupanya mereka hendak mencari kesempatan minta bagian, dan memang saat harimau sibuk makan, beberapa ekor srigala itupun mencuri-curi ikut ambil bagian jatah makan, dan akhirnya sang harimau terusik dengan ulah para srigala kelaparan itu, ia mengaum, dan bergerak hendak menerkam, tak mau jadi korban para srigala melompat menghindar, tapi si harimau sudah merasa jengkel, ia tetap memburu meninggalkan bangkai rusa buruannya saat para srigala lari kearah semak-semak.Di lain pihak, dari arah semak-semak lain muncul pula seekor srigala, hidungnya yang tajam langsung dapat membaui bangkai rusa, dan saat melihat bangkai rusa tergeletak begitu saja tanpa ada yang mengurusi, ia merasa seperti mendapat rejeki nomplok, langsung saja ia mendekati bangkai tersebut, sebentar tengok kiri dan kanan, kemudian ia seret bangkai rusa dan di bawanya mrnghilang di balik semak-semak.

Semua kejadian itu menjadi tontonan kawanan kera yang memang tinggal dipinggir sungai, seekor kera kecil yang memang sejak tadi serius menyaksikan kejadian tersebut tertawa-tawa girang sambil tepuk-tepukan tangan.

Monyet kecil itu baru berhenti tertawa mengekeh,saat ada teriakan memanggilnya, rupanya si ibu monyet yang memanggil, ia segera mengampiri ibunya dan duduk-duduk di depannya.

"Sudah berapa kali ibu bilang jangan bermain-main dekat sungai tempat kawanan buaya, bahaya!” tegur ibunya.

Si kera kecil cuek dengan ucapan ibunya malah ia asyik memain-mainkan sebatang rumput untuk mengorek-ngorek telinganya.

Malam harinya, saat hewan-hewan beristirahat, begitu pula dengan kawanan monyet. Induk monyet tinggal di sebatang pohon agak jauh dari pinggir sungai, seperti biasa sebelum tidur ia selalu bercerita pada anak-anaknya, kali itupun ia tengah bercerita, ia menceritakan bahayanya bermain di sungai dekat kawanan buaya, karena walau buaya tampak diam saat di sungai, tapi buaya ada lah makhluk yang berbahaya, karena seperti harimau, buaya juga gemar memangsa hewan lain.

“Lihat monyet tua pincang itu, kakinya pincang karena ia kurang hait-hati saat mengambil minum  hingga kakinya tergigit buaya,”ucap induk kera mengakhiri ceritanya sambil menunjuk seekor kera yang tengah berjalan terpincang-pincang dibawah pohon.

Anak-anak kera yang lain, mengangguk-angguk mendengar ucapan ibunya, sedang se kera usil tak mendengar karena sedari tadi sudah pulas tidur.

Esoknya seperti biasa si kera usil di luar pengawasan induknya kembali bermain-main di dekat sungai, matanya memperhatikan kearah kawanan buaya yang berjejer seperti tumpukan kayu, ah, ia berpikir tentu asyik bila bermain-main diatas punggung buaya itu. Lalu si kera usil mendekati sungai, dan ternyata buaya-buaya itu tetap diam, dia tersenyum, rupanya ibunya mengelabui saat mengatakan buaya hewan berbahaya. Lantas ia naik keatas punggung buaya, melompat-lompat dengan asyiknya, tapi tiba-tiba seekor buaya bergerak menyambar, si kera kecil terkejut, ia melompat tapi tak sempat, ujung moncong buaya mencengkeram kepalanya. Ia berkutat sambil berteriak-teriak ketakutan, kera-kera lain berteriak ketika melihat kejadian itu, ibu buaya kaget saat ia tahu yang berada si ujung moncong buaya itu anaknya, tapi tentu ia tak berani mendekat karena tahu bahayanya. Si kera kecil terus berkutat menarik-narik kepalanya dari moncong buaya, ia mulai merasa pening dan kepalanya sudah mulai berdarah.

Dari pinggir sungai si induk kera mengambil beberapa batu dan melempari tubuh si buaya, tindakannya itu di ikuti oleh beberapa kera lain. Merasa tubuhnya sakit kena lemparan batu, akhiranya si buaya terpaksa melepaskan calon mangsanya, begitu lolos dari maut si kera usil segera berlari kepinggir, sambil memegangi kepalanya yang sakit.

“Ibu juga bilang apa, buaya itu hewan berbahaya nak, lain kali jangan bermain dekat buaya ya,” ucap ibunya lembut sambil mengusap kepala anaknya. Si kera usil mengangguk-angguk sambil tersengguk-sengguk menangis, dalam hati ia berjanji untuk mematuhi nasehat ibunya.


------------------------------


Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Newer Posts Newer Posts Older Posts Older Posts

Related Posts

Your Ads Here

Comments

Post a Comment