Misteri Selimut Bauk Mbak Dela

Misteri Selimut Bauk Mbak Dela
Posted by MrR4m34t
Your Ads Here


DOWNLOAD KUMPULAN CERITA
-------------------------------------

Karya: B o w
-------------------------------------


Kevin mondar-mandir sedari tadi, masuk kamar, keluar kamar, sungguh lucu ia berjalan, dengan kaki-kaki kecil dan tubuh yang padat  jalannya tampak bergoyang-goyang.

"Kevin.. Kevin lagi ngapain?" tanya Bundanya.

Kevin berhenti, memandang Bunda dengan sepasang mata bundarnya, kepalanya menggeleng-geleng, "Embak mana..? Embak?" Rupanya ia mencari embaknya.

"Mbak pergi sekolah," jawab Bundanya.

"Embak nggak pegi," kata Kevin.

Bundanya tersenyum, "Mbak Dela pergi sekolah nti kita susul ya?"

Kevin tertawa, ia mendekat kearah Bunda, dan memeluk kakinya, "Nda.. dedek mimik unda.."

Bunda langsung mengangkat tubuh cilik Kevin, menggendongnya dan membawanya keruang makan, "Dedek haus ya? Sebentar ya Nda ambilin mimik, wadah mimik dedek mana yaa?" tanya Bunda pura-pura bingung sambil mencari-cari dirak piring.

"Ni Nda.. mimik dedek.." ucap Kevin, sambil menunjuk wadah minum kecil berwana hijau.

Bundanya tertawa senang, "Dedek huibat ya dedek!" ujar Bunda sambil mengambil wadah minum itu, lantas mengisinya dengan air dari ceret, "Ni mimik dedek!" kata Bundanya sambil mengangsurkan wadah minum itu ke bibir Kevin.

"Dedek aja.. dedek aja..." kata Kevin sambil mengambil wadah minum itu, lantas dengan cekatan ia membukanya dan menyedot isinya.

"Wah dedek pinter ya.. gimana ni critanya kok bisa pinter gitu..?" Ayahnya tiba-tiba keluar dari kamar.

"Dah siap yah...?" tanya Bunda.

Ayah mengangguk, "Sana ganti baju Bun, dah jam sepuluh tuh, nti mbak Dela kelamaan nunggunya.."

"Bunda siap-siap dulu ya, nti kita susul mbak Dela.." terus ia serahkan Kevin ke ayah. Sang Ayah langsung menggendong Kevin dengan senang, "Sama ayah dulu ya dedek, dedek kok the best banget gini ya... hem makan apa sih kok bisa the best banget gini.." ucap ayahnya sambil menciumi pipi Kevin yang montok.

"Emooh ayah.. emoh.." kata Kevin sambil mendorong-dorong muka ayahnya.

"Eh, nggak boleh gitu.. dedek nggak sayang ayah ni... nti nggak ayah beliin es krim lho?"

Dari kamar terdengar suara Bunda, "Ayaahh! Jangan es krim... dedek masih pilek!"

Ayah menoleh kekamar, kemudian memandang wajah Kevin yang imut, "Tuh denger.. gak boleh es krim kata Bunda, jajan lain aja ya?"

Kevin menggeleng-geleng, "Dedek nggak ilek dedek.."

Ayahnya tertawa, "Bun! Dedek nggak ilek katanya!"


"Ya iyalah.. nti beli es krim... dedek nggak ilek ya.. Yah.. dedek pakein jaket, topi ma kacamata sekalian," ucap Bunda lagi dari kamar.

"Oke! Yuk dedek kita kedepan tempat Uti," ujar ayahnya sambil berjalan membawa Kevin kedepan.

Kevin berumur dua tahun lebih tiga bulan, mereka tinggal dibelakang rumah Utinya, karena lebih sering didepan menemani Uti, banyak pula barang-barang punya Kevin didepan. Sampai didepan Uti lagi nyapu lantai, melihat Kevin dengan ayahnya Uti langsung menaruh sapunya, "Gantengnya cucu Uti ni, dah mandi ya? Dah wangi..." ucapnya sambil mengambil Kevin dari gendongan ayahnya.

Ayah menyerahkan Kevin pada Uti, "Pake jaket dulu ya sama Uti.. Ayah mo ngeluarin motor dulu.."

Setelah semua siap, Kevin, Bunda dan Ayah pergi menyusul mbak Dela kesekolah. Hari ini ayahnya lagi libur dari kerja, makanya bisa mengantar menjemput mbak pulang sekolah. Paling senang Kevin kalau diajak jalan-jalan naik motor, ia selalu duduk didepan, banyak yang dicelotehkannya, yang mobil, yang sapi, yang burunglah, pokoknya banyak.

Sesampai di sekolahan mbak Dela segera ia minta turun, "Embak mana? Embak?"

"Ayok kedalem.. embak masih dikelas.." ajak Bundanya, sedang ayah menunggu di motor.

Betapa senang Kevin melihat embaknya, ia berjingkrak-jingkrak kegirangan, begitu juga embaknya, ia tarik-tarik pipi Kevin saking gemesnya.

Kemudian mereka pulang, mampir ke sebuah warung beli es krim. Kevin doyan banget es krim, biar hidungnya pilek, tapi kalau sudah denger es krim langsung ia bilang, dedek nggak ilek, dedek....

Sampai dirumah Bunda langsung menyuapi Kevin es krim, mbak Dela seperti biasa lari ke kamar mencari selimut bauknya dulu, baru ia makan es krimnya sambil memeluk selimut bauk. Yang namanya selimut bauk itu sebenarnya sebuah kain sarung kecil, karena jarang dicuci dan selalu dipake buat selimut oleh mbak Dela makanya disebut selimut bauk.

Berkali-kali sambil menikmati es krim Kevin memandangi selimut bauk mbak Dela, ia sepertinya heran dengan selimut yang dipegang mbak Dela, kemana-mana mbaknya selalu bawa selimut itu, memangnya selimut itu ada apanya?

"Kenapa dedek?" tanya Bunda yang tahu anaknya dari tadi memperhatikan selimutnya mbak Dela.

"Apa tuu..? ucapnya sambil menunjuk selimut bauk mbak Dela.

"Itu tu selimut bauknya mbak Dela.." jawab Bunda.

"Dedek mauk ntu.." kata Kevin lagi

"Ih jangan.. bauuk!" tolak Bundanya.

Kevin diam saja, tapi matanya bolak balik masih memandangi selimut bauknya mbak Dela.

Malamnya rumah heboh, pasalnya mbak Dela nangis kebingungan mencari selimut bauknya, "Bunda mana selimut baukku..?" tanyanya sambil terisak.

"Mana Bunda tahu.. dah digondol tikus paling.." jawab Bundanya jenaka.

Tambah mewek mbak Dela, ayahnya yang lagi baca-baca di kamar keluar, "Ada apa ini?"

"Selimutku yah, selimutka nggak ada.." rengek mbak Dela.

"Tadi mbak Dela taruh dimana?" tanya ayahnya.

"Tadi di kamar lho ayah, sekarang nggak ada..!"

"Yah.. mungkin dicuci sama Uti.. kemarenkan Uti bilang mau nyuci selimutmu.." ujar ayah.

Tambah keras tangisnya setelah mendengar selimutnya dicuci, mbak Dela langsung berlari kedepan.

Kevin yang semula tidur di kamar terbangun rupanya, sambil mengucak-ucak matanya ia berjalan mendekati Bundanya, "Embak mana.. embak?" tanyanya.

Bunda mengusap kepala Kevin, "Embak lagi kedepan tempat Uti.

Tak lama mbak Dela berlari kembali pulang, "Nggak ayah.. Uti nggak nyuci selimut bauknya..!"

"Udah-udah.. paling nyelip aja.. nanti juga ketemu..." ucap ayahnya menenangkan.

Mbak Dela duduk tersengguk dilantai, "Huu huu... selimut baukku.. mana selimut baukku..." tangisnya.

Kevin yang sedang makan roti disuapi Bunda menoleh kearah embaknya, "Dedek sumput imut bauk.." katanya.

"Lho? Dedek yang sumputin selimut baukknya, mana selimut baukknya dedek.. tu lihat.. mbak nangis.." bujuk Bundanya.

Kevin menggeleng-geleng, "Imut bauk dedek ntu.."

Mbak Dela teriak, "Selimut baukku! Mana balikkin Kevin..!" 

"Dah.. jangan teriak-teriak Mbak..." lerai ayahnya, lantas digendongnya Kevin tinggi-tinggi, "Wuii.. dedek endong tinggi-tinggi ni ya.."

Kevin tertawa, "Dedek endong inggi-gi ayah..."

Bunda tersenyum kemudian mendekati, "Ayo Kevin ambil selimut bauk embak... itu selimutnya bauk bangett.. gak pernah dicuci lho, selimutnya buat embak aja.. baukk.. ih jorok.. tapi selimutnya kesayangan embak..Mbak Dela kalo nggak nyium selimut bauk nanti gak bisa bobok deh.." ujar ibunya menjelaskan.

Ayah menurunkan Kevin, "Nah tuh, bener kata Bunda.. selimutnya bauk banget... kasih buat embak aja.. nti dedek ayah buatin jus semangka.."

"Dedek mauk jus ayah.." pinta Kevin, lalu ia segera masuk keruang nyetrika, begitu keluar ia membawa selimut bauk punya mbak Dela, "Ni embakk.. moh dedekk.. baukk.."

Mbak Dela kegirangan, diambilnya selimut bauk itu dipeluk dan dicium-ciumnya, sedang Kevin nguntil di belakang ayahnya keruang makan sambil bilang, "Imut bauk mbak... dedek jus.. jus dedek ayah..."


-------------------------------------




Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Your Ads Here

Newer Posts Newer Posts Older Posts Older Posts

Related Posts

Your Ads Here

Comments

Post a Comment